Selamat Datang Di Blog "Intan Purnama Sari" Semoga Blog Ini Bermanfaat Untuk Kalian Semua ^-^

Kamis, 29 Januari 2015

Pertemuan 4 (Rancangan Evaluasi Program)

RANCANGAN EVALUASI PROGRAM


A.      Rancangan Evaluasi
Untuk memahami rancangan, dalam bagian ini akan dijelaskan sedikit gambaran proposal, khususnya bagian-bagian yang harus termuat di dalamnya. Secara umum proposal terdiri dari dua bagian besar, yaitu bagian pendahuluan dan bagian metodologi. Pendahuluan menjelaskan semua hal termasuk penjelasan tentang program dan alasan evaluasi diadakan, sedangkan dalam rancangan hal-hal yang tidak menyangkut langkah tadi tidak dituliskan, beberapa hal hanya dikemukan secara singkat kecuali prosedur kerja yang menunjukkan langkah-langkah kegiatan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan hal-hal yang dicantumkan dalam sebuah rancangan evaluasi, yaitu sebagai berikut (Arikunto, 2009: 61-62).
1.    Judul Kegiatan
Menyebutkan isi pokok kegiatan evaluasi yang mencantum nama kegiatan, program apa yang dievaluasi (bagian dari program), dan dapat juga mencantumkan model yang digunakan serta menyebutkan unit dan lokasi program.
2.    Alasan Dilaksanakannya Evaluasi
Menjelaskan adanya kebijakan tentang program yang menjadi objek sasaran, perkiraan adanya hambatan tentang pelaksanaan atau alasan mengapa perlu dilaksanakan evaluasi.
3.    Tujuan
Ada dua bentuk tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, Dalam tujuan khusus disebutkan secara rinci target yang harus dicapai dari evaluasi. Banyaknya tujuan tidak dibatasi, tetapi menunjukan batasan sekurang-kurang tiga kalimat, dan sebaiknya tidak lebih dari lima kalimat.


4.    Pertanyaan Evaluasi
Merumuskan beberapa pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan evaluasi.
5.    Metodologi yang digunakan
Menjelaskan tentang objek sasaran evaluasi yang dihasilkan dari identifikasi komponen program dan indikator, sumber data, metode yang digunakan, instrumen yang digunakan sebagai pelengkap metode pengumpulan data.
6.    Prosedur Kerja dan Langkah-Langkah Kegiatan
Membicarakan hal-hal yang terkait dengan proses yang akan dilalui oleh petugas evaluasi program. Berdasarkan judul materi ini, maka terdapat dua hal yang perlu dipahami, yaitu prosedur kerja dan langkah-langkah kerja. Langkah-langkah kegiatan, yaitu langkah demi langkah semua kegiatan, sejak proses pemahaman terhadap program, menyusun instrumen dan mengujicobakan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyusun laporan.

B.       Rancangan untuk Program Pemrosesan
Ciri utama dari program pemrosesan adalah adanya komponen yang dapat distatuskan sebagai bahan mentah dan masukkan yang diproses dalam sebuah transformasi sebagai alat pengolah, serta diupayakan menjadi keluaran yang berkualitas tinggi (Arikunto, 2009: 63).
Rancangan evaluasi program baru dapat dibuat apabila sudah kita ketahui jenis program dan model evaluasinya. Misalnya, kita akan membuat rancangan evaluasi program pemrosesan dengan jenis program kepramukaan dan model evaluasinya, yaitu model CIPP (Context, Inputs, Process, dan Product). Sesuai dengan garis besar isi rancangan yang dimaksud, yaitu sebagai berikut:
1.    Judul kegiatan
Evaluasi program kepramukaan di Gugus Depan Sekolah X di (lokasi) Y.
2.    Alasan dilaksanakannya evaluasi
a.    Program kegiatan kepramukaan sudah dilaksanakan di sekolah ini sejak (sebutkan dengan surat keputusan, jika ada).
b.    Selama ini (atau sejak kapan) belum diketahui keberhasilan program ini sehingga diperlukan adanya evaluasi program.
3.    Tujuan kegiatan
a.    Tujuan umum
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengumpulkan informasi yang terkait dengan keterlaksanaan program kepramukaan.
b.    Tujuan khusus
Bertitik tolak dari tujuan umum tersebut maka tujuan khusus dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan pramuka (siaga, penggalang, tergantung tingkat sekolahnya dalam hal (sebut garis besarnya).
4.    Pertanyaan evaluasi
Untuk mengisi bagian ini, evaluator harus mengetahui dengan pasti tujuan khusus yang baru saja dirumuskan.
5.    Metodologi yang digunakan
Sebagai objek sasaran, evaluasi sudah dimulai ketika merumuskan tujuan khusus dan juga ketika kita merumuskan pertanyaan evaluasi.
6.    Prosedur kerja dan langkah-langkah kegiatan
Sebelum menuliskan prosedur kerja, evaluator perlu mencermati dahulu apa saja yang akan dikerjakan selama melakukan evaluasi.

C.      Rancangan Evaluasi untuk Program Layanan
Adapun contoh dari rancangan evaluasi untuk program layanan, yaitu sebagai berikut:
1.    Judul kegiatan
Evaluasi program koperasi sekolah di SMK X di kota Y.


2.    Alasan dilaksanakannya evaluasi
Dalam subbagian ini kita tuliskan jenis koperasi yang akan dievaluasi, konsumsi atau simpan pinjam.
3.    Tujuan kegiatan
a.    Tujuan umum
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengumpulkan informasi yang terkait dengan keterlaksanaan program koperassi sekolah di SMK X di kota Y.
b.    Tujuan khusus:
Tujuan khususnya salah satunya yaitu kondisi perlengkapan koperasi (jenis perlengkapan, kondisi atau kualitas, penataan, dan perawatan).
4.    Pertanyaan evaluasi
Untuk merumuskan pertanyaan evaluasi, evaluator perlu mengacu pada rumusan tujuan khusus yang sudah disebutkan.
5.    Metodologi yang digunakan
Objek sasaran evaluasi dalam program koperasi penjualan adalah hal-hal yang sudah disebutkan di dalam tujuan khusus.
6.    Prosedur kerja dan langkah-langkah kegiatan
Kita sudah memahami objek sasaran dan metodologi evaluasi ini. Maka kita bisa membuat pengandaian jika koperasi tersebut ada di sekolah dekat tinggal kita  dan kita sendiri yang menjadi evaluator.

D.      Rancangan Evaluasi untuk Program Umum
Untuk mencari contoh program umum lebih mudah dibandingkan dengan mencari contoh program jenis pemrosesan atau program layanan. Hal ini dikarenakan kedua program jenis pemrosesan dan layanan khususan, sedangkan program umum tidak. Untuk contoh rancangan program umum yaitu kita ambil program piknik. Adapun susunan rancangannya, yaitu sebagai berikut:

1.    Judul kegiatan
Evaluasi program piknik keluarga.
2.    Alasan dilaksanakannya evaluasi
Untuk menuliskan latar belakang masalah, kita perlu tahu dan menjelaskan tujuan, alasan, dan manfaat piknik bagi pihak keluarga tersebut.
3.    Tujuan kegiatan
a.    Tujuan umum
Tujuan kegiatan adalah untuk mengumpulkan informasi yang terkait dengan keterlaksanaan program piknik keluarga.
b.    Tujuan khusus
Untuk dapat merumuskan tujuan khusus terlebih dahulu kita harus mengidentifikasi komponen program piknik.
4.    Pertanyaan evaluasi
Dari rumusan tujuan khusus yang sudah disajikan di atas, kemudian kita rumuskan pertanyaan evaluasinya. Dimana rumusan harus merupakan kalimat pertanyaan.
5.    Metodologi yang digunakan
Dari rumusan tujuan khusus di atas sudah diberikan beberapa contoh rincian komponen. Kemudian kita rinci komponen lain yang belum dirinci, kemudian kita lanjutkan dengan menyusun tabel hubungan antara komponen, indikator, sumber data, metode.
6.    Prosedur kerja dan langkah-langkah kegiatan
Cara menuliskan prosedur kerja dan langkah-langkah kegiatan, karena sudah mendapat penjelasan dan contoh tentu tidak dapat kesulitan.





Senin, 12 Januari 2015

Pertemuan 3 (Analisis Data Dalam Evaluasi Program)



A.    ANALISIS DATA DALAM  EVALUASI PROGRAM

Tujuan evaluasi program adalah berupaya mencari rekomendasi. Rekomendasi ini di dapatkan dari hasil telaah analisis data didapatkan dari lapangan. Dalam proses analisis, kita melakukan beberapa perlakuan atas data yang didapat, perlakuan ini disebut pengolahan.
Mengolah data adalah suatu proses mengubah wujud data yeng dipeoleh, biasanya masih termuat di dalam instrumen atau catatan-catatan yang dibuat oleh peneliti (evaluator), menjadi sebuah sajian data yang dapat disimpulkan dan dimaknai. Analisis data kuantitatif dan kualitatif merupakan topik yang bisa dilakukan dalam metode penelitian lanjut dan evaluasi.
Ada beberapa hal yang mendasari yang perlu di pertimbangkan evaluator yang dapat membantu dalam memaknai setumpuk data, yaitu sebagai berikut.
1.      Awali dengan Tujuan Evaluasi
Mengetahui tujuan akan memudahkan dalam menyusun data dan memfokuskan analisis.
2.      Hal Mendasar dalam Menganalisis Data Kuantitatif
a.    Buat salinan data dan simpan master salinannya. Gunakan salinan tersebut untuk kemudian, pemotongan, atau yang lainnya.
b.      Tabuasi data,
c.       Untuk sekala dan rengking, di dasarkan untuk menghitung rata-rata.
3.      Hal Mendasar dalam Menganalisis Data Kualitatif
a.       Baca semua data secara saksama,
b.      Susun semua komentar pada kategori yang sejenis. misalnya, minat, perhatian, saran, kekuatan/kelemahan, output, indikator, dampak, dan lain sebagainya.
c.       Beri nama kategori tersebut. Misalnya,  minat, perhatian, saran, dan seterunya,
d.      Usahakan untuk mengenali pola, dan hubungan kausal dari pola tersebut.

Memproses data adalah mengolah data mentah menjadi wujud sajian data yang siap ditafsirkan melalui beberapa tahapan, yaitu:

B.       TABULASI DATA
Istilah tabulasi data diartikan menyusun menjadi tabel. Pengertian lain tabulasi data adalah pengolahan atau pemprosesan hingga menjadi tabel. Tabulasi merupakan coding sheet yang memudahkan peneliti dalam mengolah dan menganalisisnya baik secara manual maupun komputer. Tabulasi ini berisikan variabel-variabel objek yang akan diteliti dan angka-angka sebagai simbolisasi (label) dari kategori berdasarkan variabel-variabel yang diteliti.
Tabel memiliki dua dimensi sajian, yaitu sajian dari kiri ke kanan dalam bentuk kolom, dan sajian dari atas ke bawah dalam bentuk baris. Dengan demikian, gambaran tentang dua demensi dapat cepat terlihat.
Data mentah diperoleh dari lapangan akan bervariasi, tergantung alat pengumpul data digunakan oleh peneliti atau evaluator, yaitu:
1.    Data diperoleh dengan menggunakan angket, maka datanya tanda chek lis () pada pilihan-pilihan, lingkaran-lingkaran, pada angka atau huruf yang disediakan oleh instrumen, atau kalimat-kalimat jawaban sifatnya kualitatif.
2.    Data diperoleh dengan wawancara, wujud data: centangan, lingkaran, dan kalimat jawaban diberikan responden dan dicatat oleh petugas pengumpul data.
3.    Data diperoleh dengan observasi, maka wujud data yang diperoleh bentuk centangan, lingkaran, dan kalimat-kalimat catatan petugas.
4.    Data yang diperoleh dengan menggunakan dokumentasi berupa angka-angka atau simbol-simbol yang menunjuk peringkat kondisi objek yang ditelaah.
5.    Data yang diperoleh dengan tes atau invantori berupa angka-angka yang menunjukkan skor nilai.
Dari kelima bentuk data tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis data bisa digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu.
1.    niali jadi, berupa nilai angka yang dibuat dari intepretasi kreteria dan tes,
2.    kode atau simbol-simbol yang bisa berupa tanda centang dan leinkaran, atau memberi tanda silang pada pilihan-pilihan.
3.    informasi dalam bentuk paparan kalimat yang memuat data kuantitatif dan kualitatif.
Contoh:
Instrumen yang ditunjukkan untuk mengetahui efektivitas program pelatihan calon kepala sekolah SD/MI.
Nomor Responden [        ] (Diisi oleh peneliti)
Bapak/Ibu yang terhormat,
Kami mohon bantuannya untuk mengisi angket yang disampaikan ini. Angket ini diajukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh kegiatan pelatihan yang telah Bapak/Ibu ikuti berhasil mencapai tujuan, bukan untuk menilai ribadi Bapak/Ibu. Untuk itu, mohon dengan hormat angket ini diisi apa adanya sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu.
Petunjuk:
  1. Beri tanda silang (x) pada pilihan yang disediakan sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu.
  2. untuk pertanyaan yang berupa isian, mohon diisi pada ruangan ang kosong yan diberi tanda ”......................”.
  3. Pertanyaan yang berisikan pilihan jawaban, mohon diberi tanda chek list (√ ) pada gambar  yang telah disediakan pada masing-masing pilihan.


Terima kasih atas bantuannya.







A. Identitas Peserta Pelatihan 



1







2
3.
4.
5.




6
Golongan/Ruang
a.   II/d
b.   II/e
c.   III/a
d.  III/b
e.   III/c
f.    III/d
g.   IV/a
Jenis Kelamin   
Jenis Sekolah    
Umur............tahun
Pendidikan Terakhir
a.   Diploma II
b.   Diploma III/Sarjana Muda
c.   S-1
d.  S-2








:  Laki- laki
:  Negeri









 Perempuan
 Swasta
[   ]







[   ]
[   ]
[   ]
[   ]


Pengalaman mengikuti Kursus atau Pelatihan sejenis yang pernah diikuti.
a.   belum pernah
b.   pernah satu kali
c.   pernah dua kali
d.  pernah tiga kali
e.   lebih dari tiga kali.




[   ]


B
Persepsi Peserta tentang Penyelengaraan Program Pelatihan

Tentang Materi

1





2





3
Apakah semua materi bisa dipahami ?
a.   Tidak bisa dipahami sama sekali
b.   Sebagain kecil bisa dipahami
c.   Setengahnya bisa dipahami
d.  Sebagaian besar bisa dipahami
e.   Semuanya bisa dipahami.
Apakah materi yang diajarkan baru ?
a.   Semuanya baaru
b.   Sebagaian besar baru
c.   Setengahnya baru
d.  Sebagian kecil baru
e.   Semuanya tidak baru.
Apakah materi yang diajarkan terstruktur ?
a.   Tidak
b.   Kadang-kadang
c.   Ya
[   ]





[   ]





[   ]



Tentang Pelatih

1
Apakah pelatih menguasai materi yang diajarkan ?
a.   Semuanya tidak menguasai
b.   Sebagain kecil menguasai
c.   Setengahnya menguasai
d.  Sebagaian besar menguasai
e.   Semuanya menguasai.
[   ]




2
Apakah pelatih melatih dengan menggunakan metode mengajar yang menyenangkan ?
a.   Tidak
b.   Kadang-kadang
c.   Ya
[   ]

Tentang Evaluasi dan Tindak Lanjut Pelatihan


1




2
Apakah evaluasi yang dilakukan penyelenggara berkaitan dengan topik yang telah dilatihkan ?
a.   Tidak
b.   Sebagian ya
c.   Ya
Apakah soal-soal yang dievaluasi mudah dipahami maksudnya ?
a.   Tidak
b.   Sebagaian kecil ya
c.   Setengahnya ya
d.  Sebagian besar ya
e.   Ya
[   ]




[   ]








Selain di beri angket, para peserta pelatihan juga di tes hasil belajarnya. Ada pun nilai evaluasi yang di dapat adalah sebagai berikut:

Peserta
Nialai Evaluasi Hasil Belajar
(Rentang 0-100)
Peserta
Nialai Evaluasi Hasil Belajar
(Rentang 0-100)
1
95
16
93
2
90
17
94
3
89
18
97
4
85
19
95
5
86
20
98
6
97
21
95
7
92
22
95
8
87
23
97
9
89
24
91
10
75
25
75
11
89
26
78
12
81
27
78
13
80
28
89
14
90
29
87
15
95
30
88
Tabel 1.1 Nilai hasil Evaluasi Belajar Peserta Pelatihan Calon Kepala Sekolah SD/MI.

            Data yang bersifat kualitatif disebut dengan istilah “data narasi”. Dalam pembahasan kali ini, cara mengelola data narasi akan dibedakan dalam dua bentuk, yaitu 1) data narasi beresponden tabulasi, dan 2) data narasi nontabulasi.

1.      Data Narási Berpotensi Tabulasi
Data jenis ini mengacu pada jawaban responden yang tingkat kemunculannya tinggi, artinya jawaban yang serng muncul karena di minati oleh responden.
Contoh item pertanyaan berikut:
Pertanyaan:
Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang pentingnya pelatihan calon Kepala Sekolah SD/MI di masa yang akan datang
  1. Harus dilakukan, karena ……………………………………………………
  2. Tidak perlu dilaksanakan, karena …………………………………………..
  3. Harus dilakukan dengan perbaikan, yaitu......................................................
  4. ........................................................................................................................

2.    Data Narasi Nontabulasi
     Data narasi non tabulasi adalah data yang berwujud kalimat atau uraian yang sangat individual dan unik karena pendapat responden secara perorangan. Walupun data narasi nontabulasi tidak dapat diubah atau dimodifikasi, tetapi masih dapat disiasati agar mudah diolah. Dapat siasati agar mudah menghitung atau mengolahnya. Misalnya:

Pilahan
Alasan
Tallies
Jumlah
a. Harus dilakukan
Untuk memimpin perlu bekal
IIIII II
7

Tidak semua calon mampu
IIIII
3

Untuk mendapatkan standar kemampuan
II
2
b. Tidak perlu dilaksanakan
Semua guru memiliki pengalaman
II
2

Materi yang diajarkan tidak asing bagi para guru
III
3
c. Harus dilakukan dengan perbaikan
Untuk memipin perlu persiapan tetapi disesuaikan dengan tugas-tugas perserta
III
3

Pelatihan harus disertai dengan tindak lanjut yang jelas.
IIII
4

Tabel 1.2 Pengelompokan Data

Peringkasan instrumen yang telah disebar dapat dilakukan dengan membuat format seperti berikut ini.


Variabel/Komponen
Res-
ponden
Identitas
Responden
Persepsi
Materi
Persepsi
Tentang Pelatihan
Persepsi Tentang Evaluasi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
1














2














Dan seterusnya















C.    PENGOLAHAN DATA
Kegiatan menganalisis data merupakan kegiatan lanjutan setelah data terkumpul dan ditabulasi. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan statik dan nonstatik. Namun, ada beberapa hal yang harus dicatat, yakni bahwa evaluator harus jeli melihat rumus-rumus statistik yang tepat dengan karakteristik data yang dimiliki dan tujuan dilakukannya evaluasi. Jika salah dalam menggunakan rumus statistik maka kualitas solusi yang akan dihasilkan pun tidak akan menjawab permasalah.
Berkaitan dengan pentingnya statistik bagi evaluasi program pendidikan, Walpole (1995:2) menyatakan bahwa metode statistik adalah prosedur-prosedur yang di gunakan dalam pengumpulan, penyajian, analisis, dan penafsiran data. Lebih lanjut, ia membagi metode statistik ke dalam dua golongan besar, statistik deskriptif dan statistik inferensial.

1.                  Analisis Data Kuantitatif
a.      Statistik Deskriptif
Satatistik deskriptif adalah suatu teknik pengolahan data yang tujuannya untuk melukiakan dan menganlisis kelompok data tanpa membuat atau menarik kesimpulan atas populasi yang diamati.
1)      Distribusi frekuensi
Sebaran frekuensi (distribusi frekuensi) mampu menyingkat data yang sangat banyak sehingga dapat dicermati secara detail. Contoh terdapat 14 set data variabel sebagai berikut.
Data Golongan/Ruang Peserta Pelatihan
 Calon Kepala Sekolah SD/MI
2
4
2
4
5
3
5
2
3
7
2
5
7
6
5
2
6
2
5
6
2
4
7
6
7
3
2
5
4
5
Tabel 1.3. Distribusi Frekuensi Gol/Ruang Peserta Palatihan
Calon Kepala Sekolah SD/MI

Golongan/Ruang (Kode)
Frekuensi (f)
II/e  (2)
8
III/a (3)
3
III/b (4)
4
III/c (5)
7
III/d (6)
4
IV/a (7)
4
30

Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Gol/Ruang Perserta Pelatihan Calon Kepala Sekolah SD/MI yang Dikelompokan

Gol/Ruang
Frekuensi (f)
II/e-III/a   (2-3)
11
III/b-III/c (4-5)
11
III/d-IV/a (6-7)
8
30

2)   Frekuensi Relatif dan Kumulatif
Frekuensi kategori variabel ada dua jenis, relatif dan kumulatif.


Gol/Ruang
Frekuensi
(f)
Frekuensi Relatif
(Rf)
Frekuensi Kumulatif (Cf)
II/e  (2)
8
26,67
26,67
III/a (3)
3
10
36,67
III/b (4)
4
13,33
50
III/c (5)
7
23,33
73,33
III/d (6)
4
13,33
86.67
IV/a (7)
4
13,33
100
30


Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Relatif dan Kumulatif Gol/Ruang Perserta Pelatihan Calon Kepala Sekolah SD/MI

3)   Tampilan Grafis Data
a.    Diagram Batang (Bar Graph)
b.   Diagram Histogram
c.    Diagram Poligon Frekuensi
4)   Mode atau Modus
Modus distribusi adalah nilai atau skor pada tabel distribusi yang frekuensi kemunculannya tertinggi. Perhatikan contoh di bawah ini.
           
Latar Belakang Pendidikan
Frekuensi
(f)
f  Relatif
%
f  Kumulatif
%
SMA (1)
2
6,67
6,67
D-2 (2)
10
33,33
40
D-3 (3)
9
30
70
S-1 (4)
6
20
90
S-2 (5)
3
10
100
30
100
-
Tabel 1.6 Distribusi Frekuensi Relatif dan Kumulatif Peserta Pelatihan Calon Kepala Sekolah SD/MI Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan.

5)      Median
Median merupakan indeks dari kecenderungan terpusat (central tendency), jika sebuah angka menempati posisi tengah dalam tiap distribusi yang telah diturutkan. Dari data frekuensi latar belakang pendidikan peserta, kita urutkan menjadi:
2   3   6   9   10

Titik tengah dari distribusi di atas adalah 6, maka yang disebut median dari latar belakang  peserta pelatihan calon kepala sekolah adalah sarjana (S-!).

6)      Mean (Rata-Rata)

Mean (Rata-Rata)

Intensitas (Kode)
Frekuensi (f)
f (kode)
Belum pernah    (1)
9
9
Pernah sekali     (2)
7
14
Pernah dua kali (3)
3
9
Pernah tiga kali (4)
7
28
Pernah lebih dari tiga kali (5)
4
20
30
80
Mean (rata-rata)






Tabel 1.7 Distribusi Frekuensi Intensitas Kursus/pelatihan Sejenis yang Pernah Diikuti oleh Peserta Pelatihan Calon Kepala Sekolah SD/MI.


7)   Standar Deviasai
     Ada banyak rumus yang menjelaskan bagaimana cara menghitung Standar Deviasi (SD) salah satunya, yaitu

; untuk populasi (n> 30)
Jika dijelaskan
s = SD populasi
 = rata-rata dari populas
n = banyak data populasai
SD juga diterjemahkan dari akar varian. Diketahui rumus varian adalah
; untuk sampel (n ≤ 30)
                                      
Jadi, untuk melihat standar deviasi dari unsur peserta pelatihan adalah
                                      
Kita cobakan pada variabel umur peserta.akan diketahui apakah
ada penyimpangan rata-rata umur pada peserta.
No
Peserta
Umur (X)
1
37
-7,17
51,4089
1369
2
39
-5,17
26,7289
1521
3
36
-8,17
66,7489
1296










30
47
2,83
8,0089
2209
Jumlah
1325
-
1282,17
59803



Maka  SD-nya adalah:
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penyimpangan umur dari
tiap-tiap peserta adalah sebesar 6,65 tahun.

b.      Statistik Inferensial
Statistik inferensial mencakup metode-metode yang berhubungan dengan analisis sebagain data dilakukan untuk meramalkan dan menarik kesimpulan atas data, dan akan berlaku bagi keseluruhan gugus atau induk dari data tersebut. Bagi yang datanya normal, statistik inferensi ini disebut dengan statistik parametrik.

1)   Statistik Parametrik
    Tenik statistik parametrik meliputi: (1) t-test untuk kelompok bebas, (2) t-test untuk pengukuran berulang/sampel berhubungan, (3) analisis varians faktor tunggal untuk kelompok bebas, (4) analisis varians faktor tunggal untuk pengukuran berulang, (5) analisis varians dau faktor untuk kelompok bebas, (6) korelasi product moment, dan (7) korelasi regresi linie.

a)   T-test untuk Kelompok Bebas
Misalnya, di bawah ini adalah skor perolehan hasil belajar peserta pelatihan dengan pola tatap muka dan jarak jauh.
No
Tatap Muka
(X)
Jarak Jauh
(Y)
X2
Y2
1
95
92
9025
8464
2
90
89
8100
7921
3
89
92
7821
8464
4
85
83
7225
6889
5
86
85
7396
7225
6
97
97
9409
9409
7
92
94
8464
8836
8
87
87
7569
7569
9
89
80
7921
6400
10
75
74
5625
5476
11
89
80
7921
6400
12
81
93
6561
8649
13
80
76
6400
5776
14
90
91
8100
8281
15
95
78
9025
6084
Jumlah
1320
1291
116662
111843
Rata-rata
88
86,0666
7744
7407,47111
Jumlah n
15
15



Tabel 1.8 Skor Perolehan Hasil Belajar Peserta Peltihan Calon kepala Sekolah SD/MI dengan Pola Tatap Muka dan Jarak Jauh.

Apkah perbedaan rata-rata di atas sudah sigifikan ? untuk mengujinya digunakanrumus t-test seperti berikut.
                            
Setelah S2 masing-masing kelompok telah diketahui maka penyelesaian rumus t-test di atas adalah:
Setelah nilai hitungnya kiata ketahui yaitu 0,80, selanjutnya periksa nilai signifikan cara melihat harga keritis. Harga kritis ini biasanya terdapat buku-buku statisti. Caranya, pertama angka tingkat kebebasannya (degree of freedom = df ) yang sesuai, kedua, tentukan harga kritis t berdasarkan tabel harga kritis, ketiga, nyatakan hasil signifikannya. Untuk membuat df dari data di atas, gunakan rumus (n1 + n2) – 2, yaitu (15 + 15) -2 = 28. harga kritisnya pada tingkat kepercayaan adalah 2,048 (lihat tabel). Dari thitung dan ttabel dapat disimpulkan thitung < ttabel . Ini berarti bahwa hasilnya signifikan untuk menerima H0 , yaitu bahwa pola penyelenggaraan pelatihan secara tatap muka sama saja hasilnya dengan jarak jauh. Ini jelas berbeda dengan  perbandingan rata-rata, di mana pola tatap muka jauh lebih baik dibandingkan dengan jarak jauh.


b)         T-test untuk Pengukuran Berulang
        Adapun rumusnya

Di mana:
t  = nilai mean kelompok berpasangan/sampel berhubungan atau kelompok pengukuran berulang
D  = perbedaaan skor antara objek yang saling berpasangan, antara pengukuran ke-1 dan ke-2
D2  = kuadrat perbedaan skor
N  = jumlah subjek pada kelompok pengukuran berulang atau jumlah pasangan pada sampel berhubungan/kelompok berpasangan.
c)    Korelasi Product Moment
Korelasi produk moment merupakan teknik pengukuran tingkt hubungan antara dua variabel yang datanya berskala interval atau rasio. Angka korelasinya disimbulkan dengan r. Rumusnya adalah.
2)      Statistik Nonparametrik
Untuk data yang sebarannya tidak normal, digunakan statistik nonparametrik. Teknik ini meliputi: (1) chi-squaqre untu data nominal, (2) tes binominal, (3) test kendal Tau, (4) test Mann-Whitney U, dan (5) test Wilcoxon.
Contoh.
Ada lima orang peserta pelatihan yang dipilih secara acak, diketahui selam 5 tahun telah mengikuti pelatihan sejenis sebanyak berikut.
Peserta
Banyaknya Mengikuti Latihan
Sejenis
1
10
2
5
3
9
4
9
5
11
Jumlah
44
Rata-rata
8,8

Tabel 1.9. Jumlah Peserta yang Telah Mengikuti Pelatihan Sejenis.


Untuk mengetahui apakah ada perbedaaan frekuensi mengikuti pelatihan dari kelima orang peserta tersebut secara statistik maka digunakan rumus chi-square, yaitu:
χ2 =
Dari daftara distribusi chi-saure dengan α =0,05 diambil dk 4 didapat χ20,95 (4) = 9,94. jika dibandingkan dengan thitung, maka ttabel > ttabel. Artinya H0 bisa diterima, sehingga kelima peserta itu tidak memiliki perbedaan frekuensi dalam mengikuti keggiatan pelatihan sejenis dalam 5 tahun.

2.             Analisis Data Kualitatif
Menurut Sanafiah Faisal (1999: 256) menggambarkan proses analisis data kualitatif sebgai berikut.

Pengumpulan Data
Reduksi
Data
Penggambaran
Kesimpulan
Display Data
Gambar 1.10 Proses Analisis Data Kualitatif
            Dari gambar di ata dapat dijelaskan bahawa proses pengumpulan data kualitatif yang dilakukan perlu di-dislpay. Display akan sangat membantu baik objek yang diteliti itu sendiri maupun bagi orang lain, display merupakan media penjelas objek yang diteliti. Selain itu, proses reduksi data ditunjukkan untuk menyaring, memilih, dan memilah data yang diperlukan, menyusunnya ke dalam suatu urutan rasional dan logis, serta mengingatkannya dengan aspek-aspek terkait. Hasilnya adalah berupa kesimpulan tentang objek yang diteliti.
Secara lengkap, kegiatan menganalisis data kualifikasi meliputi tahapan berikut.
a.      Menyiangi Data (Mereduksi Data)
b.      Display Data
c.       Menafsirkan Data
d.      Menyimpulkan dan Verifikasi
e.       Meningkatkan Keabsahan Hasil
f.        Narasi Hasil Analisis.






DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi Arikunto, 2008. EVALUASI PPROGRAM PENDIDIKAN.Jakarta : Bumi Aksara